Sugapa – Papua memang luas dan kaya akan destinasi, mulai dari Jayapura, Merauke, hingga Nabire. Tapi ada satu nama yang jarang terdengar namun sangat penting dalam dunia pendakian ialah Sugapa, sebuah desa di Kabupaten Intan Jaya. Bagi para pendaki, Sugapa adalah pintu gerbang menuju Puncak Carstensz, salah satu dari “Seven Summits” dunia.
Perjalanan ke Sugapa hanya bisa dicapai dengan menggunaka pesawat perintis. Rute yang paling umum adalah Nabire atau Timika. Dari Timika, perjalanan udara ke Sugapa menjadi pengalaman yang sangat menarik karena penumpang bisa melihat pemandangan melintasi gunung-gunung yang ditutupi salju, termasuk Puncak Jaya dan Carstensz Pyramid.
Bayangkan itu, di Indonesia yang biasanya memiliki iklim tropis, Anda bisa melihat es di luar jendela pesawat—sesuatu yang sangat langka dan luar biasa. Meskipun pesawatnya kecil dan hanya mampu menampung belasan orang dengan suara mesin yang cukup keras, rasa lelah dan sempit segera tergantikan oleh pemandangan yang memukau di luar jendela.
Meski disebut desa, Sugapa sudah cukup modern dengan rumah-rumah yang berdinding tembok dan atapnya dari seng. Rumah adat honai memang sudah tidak begitu banyak lagi.
Tapi ada satu hal yang pasti terasa berbeda, yaitu harga belanja kebutuhan sehari-hari yang jauh lebih mahal. Contohnya, sebotol air mineral yang biasanya harganya Rp5.000 di kota, di Sugapa bisa mencapai Rp25.000.
Memang karena semua barang datang lewat udara, biaya pengirimannya sangat tinggi. Meski harganya mahal, kebiasaan ramah penduduk dan keindahan alam di sekitar membuat semua pengeluaran terasa wajar saja.
Justru itu yang menarik, berjalan ke Carstensz tidak hanya tentang sampai ke puncak, tetapi juga tentang menikmati keindahan alam dan budaya Papua yang masih asli.(PMA)